Sejarah Desa Woro
Menurut Cerita orang tua , pada zaman dahulu kala Desa Woro belum mempunyai nama. pada waktu itu ada sekelompok penjajah yang sedang melakukan patroli. Ketika pasukan Belanda tampak dibatas desa, seketika itu ada sekelompok masyarakat yang mendengar suara Mobil Tank. Mereka beranjak dari tempat duduknya. Mereka mendengarkan suara itu dengan penuh keprihatinan, sebab serdadu itu apabila melihat orang pribumi langsung ditangkap dan dijadikan budak dan disuruh kerja Rodi (Kerja Paksa). Kejadian itu membuat sangat prihatin orang pribumi
Pada tahun berikutnya terjadi lagi sekelompok orang pribumi kumpul-kumpul diperbatasan Desa. Mereka membuat rencana bagaimana seandainya serdadu itu kembali lagi, karena pada waktu itu alat komunikasi belum ada seperti zaman sekarang, akhirnya salah satu dari mereka mempunyai gagasan bagaimana serdadu bila datang untuk siap-siap kentongan tiap rumah. Ketika serdadu datang kentongan dibunyikan, akhirnya orang-orang setuju dengan ide itu. Kemudian mereka menyiapkan kentongan yang tujuannya woro-woro bila serdadu telah datang lagi.
Ternyata di kemudian hari serdadu datang lagi dan mereka semua memukul kentongan sebagai tanda bahaya agar semua penduduk cepat-cepat meningggalkan rumah demi keamanan. Di antara penduduk itu ada salah satunya tentara dari Mataram yang tinggal bersama dan diangkat sebagai pemimpin, Dia Berkata “ Besok Yen Ono Rejane Zaman, Desoiki Tak Arani Deso Woro”. Maka sampai dengan sekarang desa ini disebut Desa Woro.
Itulah sejarah singkat Desa WORO yang sampai sekarang ini menjadi Desa yang makmur tentram dan sentosa.
Adapun Lurah / Kepala Desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut : KH. HUSEN ( ......s.d 1926 ), H. AHMAD ( tahun 1926 s/d 1974 ) SUTRISNO ( 1974 s.d 1985 ) H. IMAM SUPRIJADI (tahun 1985 s.d 2008), KAMAD, S.Pd., MM. ( tahun 2008 – 2014 ), ARIS AFANDI (Mulai 16 April 2014 – Sekarang)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !