Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendorong kerja sama produktif melalui "sister province" kepada perusahaan-perusahaan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) seperti pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian.
"Kami menawarkan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mengingat sekarang ini sudah ada peraturan mengenai ekspor bahan baku," katanya saat menerima Konjen RRT Yu Hong di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat.
Ia mengemukakan upaya membangun perusahaan di Jatim merupakan peluang investasi penting, karena itu Pemerintah Provinsi Jatim akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, "power plant", kemudahan perizinan, dan penyediaan buruh.
"Dengan pembangunan pabrik tersebut akan memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Selain mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku yang saat ini mencapai sekitar 83 persen, juga akan memicu tumbuhnya industri hilir logam di sekitar lokasi," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga menawarkan kerja sama bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Keempat bidang tersebut perlu diperluas sebagai kerja sama yang produktif saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Jumlah impor tembakau sebanyak 52 miliar dolar AS dinilai terlalu besar. Hal ini telah mengganggu para petani tembakau di Jatim. Produk tembakau di Jatim jatuh. Para petani tembakau mengeluh dengan adanya impor tembakau tersebut," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Konjen RRT Yu Hong mengatakan, pihaknya akan terus mendorong kerja sama dan memperdalam pengenalan dengan Provinsi Jatim. Jatim merupakan provinsi penting dan memiliki kedudukan yang penting bagi perekonomian di Indonesia.
"Beberapa perusahaan RRT sudah ada di Surabaya. Diharapkan semakin banyak. Kami akan terus mendorong perusahaan-perusahaan RRT agar terus berkembang di Jatim, sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi Jatim," ujarnya.
Ia mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Gubernur Jatim untuk terus meningkatkan perekonomian Jatim. Dengan bimbingan dari gubernur, Jatim mendapat penghasilan yang baru dan ekonomi meningkat dengan pesat.
"Mengenai ketentuan terhadap batasan ekspor bahan baku, pihaknya sudah melihat dan disampaikan kepada pemerintah RRT. Baginya, ekspor impor bahan baku bagian penting bagi perdagangan kedua pihak" katanya. (*)
"Kami menawarkan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mengingat sekarang ini sudah ada peraturan mengenai ekspor bahan baku," katanya saat menerima Konjen RRT Yu Hong di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat.
Ia mengemukakan upaya membangun perusahaan di Jatim merupakan peluang investasi penting, karena itu Pemerintah Provinsi Jatim akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, "power plant", kemudahan perizinan, dan penyediaan buruh.
"Dengan pembangunan pabrik tersebut akan memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Selain mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku yang saat ini mencapai sekitar 83 persen, juga akan memicu tumbuhnya industri hilir logam di sekitar lokasi," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga menawarkan kerja sama bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Keempat bidang tersebut perlu diperluas sebagai kerja sama yang produktif saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Jumlah impor tembakau sebanyak 52 miliar dolar AS dinilai terlalu besar. Hal ini telah mengganggu para petani tembakau di Jatim. Produk tembakau di Jatim jatuh. Para petani tembakau mengeluh dengan adanya impor tembakau tersebut," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Konjen RRT Yu Hong mengatakan, pihaknya akan terus mendorong kerja sama dan memperdalam pengenalan dengan Provinsi Jatim. Jatim merupakan provinsi penting dan memiliki kedudukan yang penting bagi perekonomian di Indonesia.
"Beberapa perusahaan RRT sudah ada di Surabaya. Diharapkan semakin banyak. Kami akan terus mendorong perusahaan-perusahaan RRT agar terus berkembang di Jatim, sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi Jatim," ujarnya.
Ia mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Gubernur Jatim untuk terus meningkatkan perekonomian Jatim. Dengan bimbingan dari gubernur, Jatim mendapat penghasilan yang baru dan ekonomi meningkat dengan pesat.
"Mengenai ketentuan terhadap batasan ekspor bahan baku, pihaknya sudah melihat dan disampaikan kepada pemerintah RRT. Baginya, ekspor impor bahan baku bagian penting bagi perdagangan kedua pihak" katanya. (*)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !